Sabtu, 25 Februari 2012
Buah Konsistensi
"Konsistensi Itu mahal maka Bersiaplah untuk tidak kaya..."
Kalimat ini tertulis sebagai motto dalam skripsiku beberapa tahun yang lalu. Sebuah penggalan kalimat motivasi sekaligus ideologi yang coba aku pertahankan dalam perputaran waktu ini.
Agaknya penggalan motto ini tidak selama bermakna lurus. Kata tidak kaya dikonfirmasi bukan berarti siap miskin dan sengsara. Arti dan prinsipnya tidak menuju kaya dengan memperjualbelikan konsistensi yang layak dan baik itu. Tidak bermaksud menjustifikasi tapi sekedar relevansi waktu.
Buah telah dipetik dan dinikmati. Setelah hampir 2tahun lebih,,gamang dan bertahan dalam gempuran keadaan. Ditinggalkan kawan2, mengatasi semua problem sendiri. Tuhan memberikan jawaban atas sikap yang tegar itu. Mou-pun ditandatangani untuk kontrak 3tahun. Stempel yang kehilangan kepala itu masih memberikan kata syah pada kesepakatan. Rekruitmen dilakukan, alhamdulilah. Lagi, sebuah bangunan menjadi tempat bergantung banyak orang untuk membangun eksistensi. Semoga Bermanfaat!!!
Andai aku tidak konsisten dan ikut berkemas dan berangkat meninggalkan, mungkin proses ini tidak sampai titik ini. Terimakasih terkhusus untuk anakku Agha, yang sangat sering menemani hari-hari kritis dalam kesunyian kantor. Yang sering tertidur keletihan diruang baca, berharap jam kantor ayah segera berakhir. Terima kasih juga untuk istriku, yang tidak pernah banyak menuntut dan selalu memberikan keyakinan untuk terus bertahan dengan kalimat andalannya "akan indah pada waktunya..."
Teman, andai kau tahu masa itu, begitu letihnya aku bertahan. Terima kasih tuhan, atas anugerah kekuatan itu.
Alhamdulilahirobbil alamin !!
Kalimat ini tertulis sebagai motto dalam skripsiku beberapa tahun yang lalu. Sebuah penggalan kalimat motivasi sekaligus ideologi yang coba aku pertahankan dalam perputaran waktu ini.
Agaknya penggalan motto ini tidak selama bermakna lurus. Kata tidak kaya dikonfirmasi bukan berarti siap miskin dan sengsara. Arti dan prinsipnya tidak menuju kaya dengan memperjualbelikan konsistensi yang layak dan baik itu. Tidak bermaksud menjustifikasi tapi sekedar relevansi waktu.
Buah telah dipetik dan dinikmati. Setelah hampir 2tahun lebih,,gamang dan bertahan dalam gempuran keadaan. Ditinggalkan kawan2, mengatasi semua problem sendiri. Tuhan memberikan jawaban atas sikap yang tegar itu. Mou-pun ditandatangani untuk kontrak 3tahun. Stempel yang kehilangan kepala itu masih memberikan kata syah pada kesepakatan. Rekruitmen dilakukan, alhamdulilah. Lagi, sebuah bangunan menjadi tempat bergantung banyak orang untuk membangun eksistensi. Semoga Bermanfaat!!!
Andai aku tidak konsisten dan ikut berkemas dan berangkat meninggalkan, mungkin proses ini tidak sampai titik ini. Terimakasih terkhusus untuk anakku Agha, yang sangat sering menemani hari-hari kritis dalam kesunyian kantor. Yang sering tertidur keletihan diruang baca, berharap jam kantor ayah segera berakhir. Terima kasih juga untuk istriku, yang tidak pernah banyak menuntut dan selalu memberikan keyakinan untuk terus bertahan dengan kalimat andalannya "akan indah pada waktunya..."
Teman, andai kau tahu masa itu, begitu letihnya aku bertahan. Terima kasih tuhan, atas anugerah kekuatan itu.
Alhamdulilahirobbil alamin !!